Tokoh Muda Moi Tegaskan Gugatan ke MK Hak Konstitusional Tapi Jangan Ada Provokasi

Sorong, Kasuarinews.com –Tahapan pemilihan walikota dan wakil walikota Sorong  telah usai dilakukan pada tanggal 27 November 2024 lalu. Hasilnya, pihak penyelenggara, dalam hal ini KPU Kota Sorong telah menetapkan Pasangan nomor urut 2 Septinus Lobat & Anshar Karim (LOSARI) sebagai pemenang dengan perolehan suara sebanyak 50.255 suara.

Namun belakangan hasil resmi yang telah dikeluarkan oleh KPU Kota Sorong  tidak diterima oleh salah satu kandidat, yang membuat proses Pilkada kian berkepanjangan. Hal ini dikarenakan saat ini sudah ada gugatan yang masuk ke Mahkamah Konstitusi (MK) oleh salah satu kandidat yang mempersoalkan keputusan KPU menetapkan Paslon Losari sebagai pemenang.

Apa yang dilakukan mantan ketua KPU PB Amus Atkana dan mantan komisioner Bawaslu Kota Sorong Brampi Sagrim, telah melukai hati orang Moi yang empuhnya kota ini berpijak, disaat orang Moi mendapat kesempatan untuk menjadi tuan di negeri sendiri lalu ada yang tidak terima dan mencoba mengotori itu dengan upaya provokatif dan tidak bermartabat.

Tokoh Pemuda Moi, John Haji Malibela secara tegas memberikan warning kepada kedua tokoh tersebut, untuk tidak lagi menyebarkan informasi yang bertujuan menggiring opini publik, demi menghalagi kemenangan Pasangan Septinus Lobat – Anshar Karim (Losari) yang nota bene merupakan putra Moi.

John menegaskan, pihaknya sangat menghargai asas kebebasan menyampaikan pendapat di muka umum, karena telah dijamin undang-undang. Namun, tegas dia, pendapat yang disampaikan mestinya berbasiskan data dan kebenaran yang fair, bukan terkesan memojokan apalagi menjustifikasi pihak lain, tanpa dasar.

“Sekarang saya mau tanya, basis argumentasi saudara Amus Atkana dan Brampi Sagrim itu apa, datanya mana. Kalau hanya soal money politik kita tahu bahwa keputusan di pengadilan sudah inkrah dan tidak ada keterlibatan pasangan Losari, lalu kenapa mesti mencari-cari kesalahan. Menurut saya ini hanya upaya mencari panggung dan mencari kesalahan untuk menggiring opini publik,” ujar John Malibela melalui press release yang diterima media ini, Jumat (10/01/2205).

“Tapi persoalan hukum di MK kita harus hargai karena itu merupakan hak konstitusional setiap warga negara. Namun kami juga meminta agar semua pihak menghargi proses itu, biarkan semua terbuka saat sidang di MK, bukan malah membuat statemen yang tidak masuk akal di ruang publik. Jangan karena anda sudah tidak punya panggung baru sengaja membuat kontroversi,” tegas John Malibela.

Lebih jauh John Malibela mengatakan selama ini orang Moi terkenal dengan prinsip hidup Sinagih (Kasih), sehingga bisa hidup berdampingan dengan sangat harmonis bersama semua suku bangsa yang datang dan mendiami bumi Maladum ini. Orang Moi, lanjut dia, sangat menghormati dan menghargai siapapun yang ditemui dalam hidupnya sehingga nyaris tak perna orang Moi bermasalah dengan pihak manapun.

Selain itu, sebut John Malibela, orang Moi sangat menjunjung tinggi budaya malu, tidak perna merampas hak orang lain dan tidak perna ngotot untuk merebut apa yang sebenarnya bukan haknya. Tak terkecuali Amus Atkana dan Brampi Sagrim, kata John, juga diterima dan dihargai oleh orang Moi. Keduanya tinggal dan hidup bahkan bekerja diatas tanah Moi, tak ada satupun orang Moi yang mempersoalkannya.

Namun demikian, John menambahkan, dibalik kesahajaan dan kelembutan hatinya, bukan berarti orang Moi takut, bukan berarti orang Moi mau terus-terusan diinjak, hak-hak dasarnya dirampas. Tentu sebagai manusia pihaknya juga punya batas kesabaran. Untuk itulah ia meminta mantan ketua KPU PBD Amus Atkana dan Mantan Komisioner Bawaslu Kota Sorong Brampi Sagrim segera menghentikan gerakan-gerakan yang terus melukai hati orang Moi.

“Saudara Amus Atkana dan saudara Brampi Sagrim, anda berdua kan anak-anak adat yang tahu adat dan tahu budaya malu. Anda tinggal dan beraktivitas diatas tanah Moi, kami tidak persoalkan. Tapi kalau anda terus-terusan melukai hati kami, tentu kami juga punya batas kesabaran. Mestinya kita legowo saja menerima kekalahan, rasional memberi pendapat di ruang publik, apalagi ini orang Moi yang hendak jadi pemimpin, kenapa anda tidak suka. Kami sudah punya SDM mumpuni tapi kami tidak mengemis apalagi merampas hak orang lain,” tutup John Malibela. [Sius]

Related posts
Tutup
Tutup