Perempuan Raja Ampat sebagai Penjaga Laut Baru

 

SORONG, Kasuarinews.com – Sejumlah perempuan Raja Ampat berantusias dalam mengikuti Pelatihan Marine Ecology di Kampung Arborek yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Molobin Raja Ampat (MORA). Dibentuk sejak 2020, mereka dikenal sebagai yayasan yang mendorong semangat perempuan pesisir dalam pengelolaan dan perkembangan konservasi laut di Raja Ampat. Kegiatan yang telah berlangsung selama empat hari ini memberikan pengetahun dan pengalaman bagi masyarakat lokal dalam mengelola dan mengenal alam yang dimiliki. Jumat 29/08/2025.

Dimulai sejak tanggal 25 hingga 28 Agustus, kegiatan ini diikuti oleh perempuan-perempuan dari lebih tiga kampung yaitu Arborek, Yenbeser, dan Yenbekwan. Mereka datang dan berkumpul dengan semangat yang sama dalam belajar menjadi penjaga laut. Mereka datang bukan sekadar menghadiri pelatihan, melainkan menjalani proses menjadi Women Manta Ranger, sebuah inisiatif dari Perkumpulan Molobin Raja Ampat (MORA), atau yang akrab dikenal sebagai Perkumpulan Penyelam Perempuan Raja Ampat.

Peserta yang hadir merupakan wajah-wajah lokal yang selama ini aktif mendukung konservasi, menghidupi pariwisata berkelanjutan, serta mempraktikkan kearifan adat dalam menjaga keseimbangan alam. Di tangan merekalah, MORA menaruh harapan lahirnya local champion yang akan membawa pesan konservasi hingga ke rumah dan kampung masing-masing.

Diketahui bahwa Pelatihan yang resmi ini mendapat dukungan oleh Badan Layanan Umum Daerah Unit Pelaksanaan Daerah (BLUD UPTD) Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Raja Ampat serta melibatkan akademisi dari Universitas Papua (UNIPA). Materi yang diberikan tidak hanya menyentuh teori, tetapi juga praktik langsung di lapangan. Para peserta juga belajar memahami ekosistem pesisir dan  hubungannya dengan kehidupan masyarakat sehari-hari.  Selain itu juga mereka mengenali dan mengidentifikasi berbagai jenis ikan karang, serta teknik rehabilitasi terumbu karang dengan metode internasional MARRS (Mars Assisted Reef Restoration System).

Tak kalah menarik, sesi khusus tentang spesies endemik Raja Ampat menghadirkan cerita tentang Raja Ampat Eupalette Shark (Hemiscyllium freycineti), yang oleh masyarakat setempat lebih dikenal dengan nama Kalabia. Spesies langka ini bukan hanya ikon ekologi Raja Ampat, tetapi juga simbol betapa pentingnya menjaga keseimbangan laut dari ancaman aktivitas manusia.

“Melalui tema Women Manta Ranger, kami ingin perempuan-perempuan ini memiliki nilai tambah dalam pengetahuan ekologi laut. Harapannya, mereka menjadi agen pengetahuan di kampung masing-masing, sehingga kesadaran untuk menjaga laut semakin meluas,” ujar Githa Anastasia, selaku Ketua Panitia Kegiatan. Ia juga menekankan bahwa konservasi laut bukanlah tugas segelintir orang saja melainkan semua kelompok tanpa melihat gender hingga usia tertentu saja melainkan menjaga ekosistem laut merupakan tanggung jawab seluruh masyarakat yang tinggal di Raja Ampat. Githa melihat  hal ini di mulai dari perempuan dan perannya dalam keluarga hingga komunitas, dengan kekuatan menjadi penggerak hingga mendorong lahirnya kesadaran baru.

Senada dengan hal itu, Syafri selaku Kepala BLUD KKP Raja Ampat, menegaskan bahwa MORA adalah salah satu wadah representasi perempuan Raja Ampat yang memiliki potensi luar biasa. “Kaum perempuan adalah sumber daya manusia yang penting dalam mendukung Save Raja Ampat. Mereka tidak hanya menjadi pelaku konservasi, tetapi juga mampu menumbuhkan pandangan ramah terhadap alam, memunculkan kreativitas dalam pemanfaatan sumber daya, dan pada akhirnya memberi dukungan kuat bagi pengelolaan kawasan konservasi,” ungkapnya.

Di antara para peserta, Lebe Rumbewas, perempuan muda dari Kampung Arborek, menyampaikan harapannya. “Kami sangat bersyukur bisa ikut pelatihan ini. Melalui ilmu yang kami dapat, ke depan kami ingin terlibat lebih aktif dalam kegiatan monitoring di kampung. Jadi bukan hanya tahu, tapi juga ikut menjaga dan memastikan laut tetap sehat,” tuturnya. Empat hari pelatihan tersebut bukan hanya tentang pengetahuan teknis, melainkan juga tentang membangun jejaring perempuan pesisir yang peduli terhadap keberlanjutan laut. Mereka berbagi cerita, pengalaman, dan mimpi, lalu menenunnya menjadi komitmen bersama untuk menjaga warisan alam Raja Ampat sebagai salah satu pusat keanekaragaman hayati laut dunia.

 

 

MORA percaya, dari tangan perempuan, lahirlah generasi penjaga laut baru, yang dimulai dari kampung kecil di Raja Ampat. 

Related posts
Tutup
Tutup